Jumat, 02 Desember 2011

Resensi Buku Ideologi Islam dan Utopia


Molly; Membaca Ideologi Islam dan Utopia Luthfi Assyaukanie

Peremajaan ideologi Nasionalisme, Islamisme, Komunisme, Sekularisme, liberalisme, dan sebagainya, menjadi perbincangan menggelitik yang tak cukup berhenti dalam satu dekade tapi dinamika tersebut menjalar di tiap-tiap paruh pengetahaun, waktu yang melahirkan generasi intelektual muslim di dunia terlebih Indonesia.
Hampir terkuak disetiap zaman, namun kontemplasi keislaman Indonesia yang lahir selalu menjadi bentuk rethingking yang dimoderatkan dari sisipan historical politic-entnografi politic, sosiologi politic, antropologi politic, budaya politic, perkembangan politic, social politic dan sebagainya. Geertz misalnya, dalam The Religion of Java memaknai peraban Islam yang terpetakan dalam trikotomi Islam, Santri dan Abangan, dan Herlbert Feith, bahwa politik awal bangkitnya Negara kesatuan Indonesia dapat terkooptasi adanya Islam yang dibenturkan dengan beragam budaya dengan konteks sub-sub culture yang mengandung Javaisme.[1]

Sabtu, 25 Juni 2011

Catatan Sang Penulis





Judul Buku  : Menundukkan Media Massa
Penulis         : Jamsari
Penerbit     : Litera Buku Yogyakarta, Juni 2011





SEKAPUR SIRIH PENULIS

            “Tak ada yang abadi di dunia ini kecuali tinta sejarah yang tertulis di lempengan ruang dan waktu dalam kehendak Tuhan. Tak ada yang dapat dikenang dalam hidup kecuali goresan tinta yang kita suratkan pada sejarah, sebab tinta Tuhan selamanya tak kan pernah habis meskipun tinta itu diserupakan lautan hingga terkuras habis kemudian terisi lagi beberapa kali kemudian.”

            Itulah guratan manusia ketika mengarungi sejarah dalam hidupnya. Beberapa hal yang menjadi titik tolak dari pangkal hingga ujung adalah tinta sejarah yang kita ciptakan dalam bentuk teks. Semuanya akan nampak jelas dalam kenangan ilmu pengetahuan dan transformasi sosial masyarakat untuk menumbuh kembangkan tradisi belajar membaca, memahami, dan menuliskannya dalam konteks media massa.

Jumat, 25 Februari 2011

Ancaman Dunia Perfilman

Tantangan Film Nasional

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-3/PJ/2011 tentang Pajak Penghasilan (PPh) atas Penghasilan Berupa Royalti dan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Pemasukan film impor 20 persen telah berlaku. Kini dunia film Tanah Air dihadapkan pada tantangan dunia revolusi film nasional baik secara kualitas dan kuantitas industri (kualitas dan kecanggihan) maupun kualitas narasi dan aksi (skenario dan aktor-aktris).

Konflik yang "Dipelihara" Oknum

Keabadian Konflik

Menurut data Kompas pada 14 Februari, sejak tahun 2006 hingga Februari 2011 tercatat kurang lebih terjadi 17 insiden aksi kekerasan atas nama agama di sejumlah daerah di Tanah Air. Sebuah bukti bahwa pemerintah sangat rapuh dalam menjamin kerukunan umat beragama.