Sabtu, 25 Juni 2011

Catatan Sang Penulis





Judul Buku  : Menundukkan Media Massa
Penulis         : Jamsari
Penerbit     : Litera Buku Yogyakarta, Juni 2011





SEKAPUR SIRIH PENULIS

            “Tak ada yang abadi di dunia ini kecuali tinta sejarah yang tertulis di lempengan ruang dan waktu dalam kehendak Tuhan. Tak ada yang dapat dikenang dalam hidup kecuali goresan tinta yang kita suratkan pada sejarah, sebab tinta Tuhan selamanya tak kan pernah habis meskipun tinta itu diserupakan lautan hingga terkuras habis kemudian terisi lagi beberapa kali kemudian.”

            Itulah guratan manusia ketika mengarungi sejarah dalam hidupnya. Beberapa hal yang menjadi titik tolak dari pangkal hingga ujung adalah tinta sejarah yang kita ciptakan dalam bentuk teks. Semuanya akan nampak jelas dalam kenangan ilmu pengetahuan dan transformasi sosial masyarakat untuk menumbuh kembangkan tradisi belajar membaca, memahami, dan menuliskannya dalam konteks media massa.


Orang membaca lalu memahami berangkat dari adanya suatu fenomena, dimana kronologis tercipta dan terlukiskan oleh seseorang yang memiliki muara tersendiri. Misalnya, mempelajari suatu ajaran agama, teknis ibadah, tata cara, hukum, dan pelaksanaannya dapat kita baca dan kita pahami tentunya dengan adanya skriptualisme klasik yang bernama Al Quran dalam bentuk kumpulan tulisan-tulisan (kurasan-kurasan) yang disatu padukan hingga terkumpul sebanyak 30 juz. Begitu pula kemerdekaan bangsa Indonesia, tanpa adanya tinta goresan sejarah yang ditulis oleh para leluhur kita maka kita tidak akan pernah mengenal bahkan membaca yang namanya teks proklamasi kemerdekaan. Begitulah kira-kira pandangan sederhana dalam memulai kegiatan mulia; membaca, lantas memahami suatu kejadian prasasti sejarah melalui sebuah kajian tekstual kemudian menuliskannya.
Bagaimana dengan penulisan artikel di media massa? Penulisan artikel pun tak jauh beda ketika dipandang sebagai tekstual yang kira-kira memiliki titik keberangkatan yang sama, bagaimana terlukiskan, tercipta dan terealisasi dalam bentuk teks lantas dapat dikembangkan dalam penulisan pengetahuan sedemikian rupa hingga zaman kontemporer sekarang ini. Kemudian sisi penulisan yang menarik adalah bagaimana menulis dalam kurun waktu lampau dan masa kini jelas terlihat memiliki perbedaan dalam kemajuan sistem dan era komunikasi maupun mediumnya.
Menulis di zaman dahulu bisa melalui pelbagai perkembangan mediamorfosis hingga kini. Dari batu-batuan sampai terciptanya mesin cetak dari awal revolusi industri Barat diera 50-an dan berkembangbiak menjadi pelbagai macam catatan tertulis yang sering disebut majalah, surat kabar (koran), buku, dan lain sebagainya.
Perkembangan tersebut mempengaruhi adanya pembagian komunikasi dalam bentuk media elektronik (radio, televisi, internet, dll.) dan media cetak (majalah, koran, buletin, buku, dll.)
Dalam menuliskan suatu kejadian maupun telaah analisis kajian mendalam (riset) yang kemudian dikemas dalam bentuk artikel di suatu media elektronik dan media cetak sebetulnya tidak ada persoalan yang nampak berbeda kecuali dalam ruang dan waktu produksinya. Media elektronik dari sisi lain memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan media cetak.
Namun dalam media cetak dapat kita dokumentasikan dalam bentuk hardcopy yang selamanya dapat kita baca berulangkali bahkan hingga turun temurun. Berita yang ada dalam media cetak, artikel yang ditulis oleh seseorang ahli atau pakar dapat kita kutip secara langsung dan terbuka dalam akses penulisannya. Siapapun dapat melakukan hal tersebut berdasarkan kebutuhan dan manfaatnya. Artinya bahwa sisi media cetak dalam penulisan berita maupun artikel memiliki nilai daya jangkau kelebihan tersendiri dibandingkan media elektronik.
Kegiatan menulis dalam media massa tersebut seringkali dinamakan dengan istilah jurnalistik. Suatu kegiatan penulisan. Dalam menuliskan jurnalistik maka bentuk utama yang menjadi telaah adalah bagaimana mengemas dan meramu penulisan khususnya artikel dalam media cetak tersebut dapat dilakukan oleh tiap-tiap orang sebagai wujud aspirasi dan kebebasan tiap-tiap individu dalam mengakses dan mengeluarkan ide, gagasan, opini untuk disalurkan pada masyarakat melalui media massa itu.
Sehingga terapan penulisan tersebut dikatakan sebagai transformasi budaya pengetahuan terhadap masyarakat luas. Dapat memberikan gambaran bagaimana suatu fenomena tertuturkan secara implisit dan detail memalui bentuk-betuk kalimat, kosa kata, prase, dengan gaya dan teknik yang kita inginkan.
Semua itu, baik jenis, teknik menulis artikel, dan persoalan yang terkait dapat anda baca dalam bab-bab di buku yang pembaca pegang dengan beberapa contoh penulisan artikel yang sudah termuat di pelbagai media massa.
Tak lain dari kumpulan dan tata cara menulis artikel tersebut adalah untuk membantu antusiasme masyarakat dalam melestarikan budaya komunikasi membaca, dan menulis yang kian hari mengalami kemunduran. Pelestarian yang membutuhkan durasi perjuangan panjang, netralitas titik kesadaran memulai, hingga mengaktualisasikan wacana bukan sebatas rethorika tetapi dengan teks yang bisa dilakukan oleh semua insan.

Penulis

2 komentar:

  1. wah selamaat bro udh terbit ne bukunya .... :D

    sukses selalu

    BalasHapus
  2. terimakasih semoga ente jg lekas berkarya...

    BalasHapus

Berikan kritik dan saran anda melalui kotak komentar di bawah, dan apabila ingin memberikan tanggapan yang lebih panjang bisa langsung menghubungi via Email