Judul Buku : Menundukkan Media Massa
Penulis : Jamsari
Penerbit : Litera Buku Yogyakarta, Juni 2011
SEKAPUR SIRIH PENULIS
“Tak
ada yang abadi di dunia ini kecuali tinta sejarah yang tertulis di lempengan ruang
dan waktu dalam kehendak Tuhan. Tak ada yang dapat dikenang dalam hidup kecuali
goresan tinta yang kita suratkan pada sejarah, sebab tinta Tuhan selamanya tak kan pernah habis
meskipun tinta itu diserupakan lautan hingga terkuras habis kemudian terisi
lagi beberapa kali kemudian.”
Itulah guratan manusia ketika
mengarungi sejarah dalam hidupnya. Beberapa hal yang menjadi titik tolak dari
pangkal hingga ujung adalah tinta sejarah yang kita ciptakan dalam bentuk teks.
Semuanya akan nampak jelas dalam kenangan ilmu pengetahuan dan transformasi
sosial masyarakat untuk menumbuh kembangkan tradisi belajar membaca, memahami,
dan menuliskannya dalam konteks media massa .
Orang membaca lalu memahami berangkat dari adanya suatu fenomena, dimana kronologis tercipta dan terlukiskan oleh seseorang yang memiliki muara tersendiri. Misalnya, mempelajari suatu ajaran agama, teknis ibadah, tata cara, hukum, dan pelaksanaannya dapat kita baca dan kita pahami tentunya dengan adanya skriptualisme klasik yang bernama Al Quran dalam bentuk kumpulan tulisan-tulisan (kurasan-kurasan) yang disatu padukan hingga terkumpul sebanyak 30 juz. Begitu pula kemerdekaan bangsa
Bagaimana dengan penulisan artikel di media massa ? Penulisan artikel pun tak jauh beda
ketika dipandang sebagai tekstual yang kira-kira memiliki titik keberangkatan
yang sama, bagaimana terlukiskan, tercipta dan terealisasi dalam bentuk teks
lantas dapat dikembangkan dalam penulisan pengetahuan sedemikian rupa hingga
zaman kontemporer sekarang ini. Kemudian sisi penulisan yang menarik adalah
bagaimana menulis dalam kurun waktu lampau dan masa kini jelas terlihat
memiliki perbedaan dalam kemajuan sistem dan era komunikasi maupun mediumnya.
Menulis di zaman dahulu bisa melalui pelbagai perkembangan mediamorfosis
hingga kini. Dari batu-batuan sampai terciptanya mesin cetak dari awal revolusi
industri Barat diera 50-an dan berkembangbiak menjadi pelbagai macam catatan
tertulis yang sering disebut majalah, surat
kabar (koran), buku, dan lain sebagainya.
Perkembangan tersebut mempengaruhi adanya pembagian komunikasi dalam
bentuk media elektronik (radio, televisi, internet, dll.) dan media cetak
(majalah, koran, buletin, buku, dll.)
Dalam menuliskan suatu kejadian maupun telaah analisis kajian mendalam
(riset) yang kemudian dikemas dalam bentuk artikel di suatu media elektronik
dan media cetak sebetulnya tidak ada persoalan yang nampak berbeda kecuali
dalam ruang dan waktu produksinya. Media elektronik dari sisi lain memiliki
kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan media cetak.
Namun dalam media cetak dapat kita dokumentasikan dalam bentuk hardcopy yang selamanya dapat kita baca
berulangkali bahkan hingga turun temurun. Berita yang ada dalam media cetak,
artikel yang ditulis oleh seseorang ahli atau pakar dapat kita kutip secara
langsung dan terbuka dalam akses penulisannya. Siapapun dapat melakukan hal
tersebut berdasarkan kebutuhan dan manfaatnya. Artinya bahwa sisi media cetak
dalam penulisan berita maupun artikel memiliki nilai daya jangkau kelebihan
tersendiri dibandingkan media elektronik.
Kegiatan menulis dalam media massa
tersebut seringkali dinamakan dengan istilah jurnalistik. Suatu kegiatan
penulisan. Dalam menuliskan jurnalistik maka bentuk utama yang menjadi telaah
adalah bagaimana mengemas dan meramu penulisan khususnya artikel dalam media
cetak tersebut dapat dilakukan oleh tiap-tiap orang sebagai wujud aspirasi dan
kebebasan tiap-tiap individu dalam mengakses dan mengeluarkan ide, gagasan,
opini untuk disalurkan pada masyarakat melalui media massa itu.
Sehingga terapan penulisan tersebut dikatakan sebagai transformasi budaya
pengetahuan terhadap masyarakat luas. Dapat memberikan gambaran bagaimana suatu
fenomena tertuturkan secara implisit dan detail memalui bentuk-betuk kalimat,
kosa kata, prase, dengan gaya
dan teknik yang kita inginkan.
Semua itu, baik jenis, teknik menulis artikel, dan persoalan yang terkait
dapat anda baca dalam bab-bab di buku yang pembaca pegang dengan beberapa
contoh penulisan artikel yang sudah termuat di pelbagai media massa .
Tak lain dari kumpulan dan tata cara menulis artikel tersebut adalah
untuk membantu antusiasme masyarakat dalam melestarikan budaya komunikasi
membaca, dan menulis yang kian hari mengalami kemunduran. Pelestarian yang
membutuhkan durasi perjuangan panjang, netralitas titik kesadaran memulai,
hingga mengaktualisasikan wacana bukan sebatas rethorika tetapi dengan teks
yang bisa dilakukan oleh semua insan.
Penulis
wah selamaat bro udh terbit ne bukunya .... :D
BalasHapussukses selalu
terimakasih semoga ente jg lekas berkarya...
BalasHapus